LATAR BELAKANG BERDIRINYA DINASTI AYYUBIYAH DI MESIR

          Daulah Ayyubiyah merupakan sebuah Dinasti Sunni yang berkuasa di di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hijaz dan Dyar Bakir. Pendiri dinasti ini adalah Salahuddin al Ayyubi, wafat tahun 1193 M. Ia berasal dari suku Kurdi Hadzbani, putra Najamuddin Ayyub, yang menjadi abdi dari putra Zangi bernama Nuruddin. Penamaan Dinasti al-Ayyubiyah dinisbatkan kepada nama kakeknya Ayyub. Dinasti ini mulai dimulai sejak Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan kesultanan yang bermazhab Sunni, menggantikan kesultanan Fathimiyah yang bermazhab Syi’ah di Mesir 
        Daulah Fathimiyah saat dipimpin oleh khalifah terakhinya bernama Khalifah Al-Adid Billah (1160-1171 M) mengalami kemunduran dan kondisi pemerintahan yang lemah. Kondisi ekonomi Mesir mengalami peceklik, adanya penyerbuan tentara salib ke Mesir, dan konflik internal pemerintahan Daulah Fathimiyah. Pada saat Mesir seperti itu, seorang panglima bernama Assaduddin Syirkuh bersama keponakannya Salahuddin Al-Ayyubi ditugaskan oleh gubernur Syiria, Nuruddin Zangi untuk datang ke Mesir dengan tujuan menangani konflik antara menteri Syawwar dengan menteri Dirgham yang melibatkan tentata Salib. Setelah Asasuddin dan Shalahuddin dapat mengalahkan Dirgham, justru kemudian Syawwar beruasaha menyingkirkan Asasuddin dan Shalahuddin, bahkan Syawwar bekerja sama dengan pasukan Salib. Akhirnya terjadilah perjanjian, dan Asasuddin serta pasukannya kembali ke Suriah. Namun terjadi masalah lagi antara pemerintahan Al Adhid dengan pasukan Salib, kemudian minta bantuan lagi ke Suriah. Maka dikirim kembali pasukan Asasuddin dan Shalahuddin, dan berhasil mengusir tentara salib sekaligus menguasai Mesir.
        Rupanya proses ini tidak berjalan mulus, seorang perdana menteri Daulah Fathimiyah bernama Syawwar, telah melakukan persengkongkolan dengan tentara salib. Akhirnya, panglima Assaduddin Syirkuh dan Salahuddin Al-Ayyubi menangkap perdana menteri Syawwar. Kemudian, kedudukan Syawwar digantikan oleh Assaduddin Syirkuh yang kemudian wafat setelah menjabat sebagai perdana menteri selama dua bulan. Salahuddin Al-Ayyubi akhirnya diangkat menjadi perdana menteri menggatikan Assaduddin Syirkuh.


     Setelah itu Khalifah Al-Adid Billah sakit-sakitan yang kemudian wafat tidak ada penggantinya sebagai khalifah. Sementara itu kedudukan Salahuddin Al-Ayyubi semakin kuat karena kebijaksanaannya memimpin dan mengatur pemerintahan, Salahuddin Al-Ayyubi mendapat dukungan penuh dari rakyat Mesir, dan juga Salahuddin Al-Ayyubi dan rakyat Mesir sama-sama memiliki faham Islam yang sama yaitu Sunni. Pada saat wafatnya Khalifah Al-Adid Billah pada 10 Muharram 1171 M, Salahuddin Al-Ayyubi memproklamirkan berdirinya Daulah Ayyubiyah dan berakhirnya pemerintahan Daulah Fathimiyah. Maka sejak itulah tahun 1171 M, Salahuddin berkuasa penuh di Mesir. 
     Shalahuddin kekuasaannya bertambah luas, terutama setelah wafatnya Nuruddin Zangi (penguasa Suriah) pada tahun 1174 M, sementara putra dari Nuruddin Zangi masih kecil. Sehingga wilayah kekuasaannya selain Mesir juga Suriah. Bahkan khalifah Abbasiyah yaitu Almustadli memberikan kepada Shalahuddin wilayah selaian Mesir, Suriah, juga Naubah, Maghrib, Yaman dan Tripoli pada tahun 1175 M.