Link Download Modul Ajar di bawah sendiri
Gus Baha' atau K.H.Bahauddin Nur Salim, salah satu tokoh muda NU dan santri kinasih dari K.H. Maimun Zubair, menceritakan, bahwa gurunya yaitu Kyai Maimun pernah mengatakan bahwa Iman yang paling berat adalah mengimani Qodlo' dan Qodar, yaitu titah dan ketentuan Allah terhadap nasib seseorang. Apalagi kalau nasib seseorang itu adalah nasib "buruk" (dalam pandangan pada umumnya), seperti orang yg sakit, bahkan sakitnya menjijikkan, atau nasib miskin dll.
Hanya orang-orang yang shaleh yang bisa menerima qodlo' qodar seperti itu. Seperti kisah berikut ini.
Dikisahkan bahwa Nabi Musa AS berdoa kepada Allah: "Wahai Tuhanku, pertemukanlah aku dengan para waliMu (kekasihMu)." Lalu tiba-tiba ada suara panggilan keras:" Wahai Musa! Naiklah gunung dan pergilah ke lembah itu, maka kamu akan mengetahui apa yang kau minta."
Nabi Musa AS lalu pergi naik gunung dan pergi ke lembah, di sana terdapat padang rumput yang sangat luas. Di sana hanya ada sebuah rumah di bawah tanah, semacam goa. Di dalamnya terdapat seseorang yang sakit kusta, bagaikan sepotong daging yang terbuang. Nabi Musa AS lalu mengucapkan salam: "Keselamatan semoga atas engkau wahai walinya Allah!" Dia lalu menjawab:" Keselamatan juga atas engkau wahai Kalimullah".
Nabi Musa AS terkejut, dia ko' tahu bahwa dirinya adalah Musa Kalimullah, lalu Nabi Musa bertanya:" Dari mana engkau mengenaliku?" Dia menjawab: "Sesungguhnya tidak pernah ada orang yang mengunjungiku dalam kondisiku seperti ini, dan beberapa malam lalu aku berdoa minta kapada Allah agar dipertemukan denganmu, dan Allah mengabulkannya." Nabi Musa lalu bertanya:"Siapa yang melayanimu?" Ia menjawab, bahwa anaknya yang selalu melayaninya, mengambil kurma dan mengantarkan kepadanya tiap hari untuk berbuka puasa. Nabi Musa ingin menemuinya, dan diberitahu jalan menuju kepada anaknya tersebut.
Nabi Musa AS menemuinya, dan ternyata dia adalah seorang anak yang sangat tampan ibarat rembulan. Nabi Musa AS sangat kagum dan bertasbih:"Maha Suci Zat yang telah menciptakan anak ini." Namun bersamaan itu pula ada seekor binatang buas yang menerkam anak itu hingga tewas. Betapa marah Nabi Musa AS seraya berkata dengan nada protes:" Wahai Tuhanku, seorang wali terbuang dalam keadaan seperti itu, sedangkan sekarang dia tidak ada yang melayaninya lagi." Lalu Allah mengatakan kepada Nabi Musa: " Pergilah ke rumah ayahnya, lihatlah kesabaran dan kerelaannya!"
Nabi Musa AS pun pergi menemui ayahnya dan memberitahukannya tentang anaknya yang telah mati diterkam binatang buas. Anehnya justru ayahnya tertawa gembira seraya menengadakan tangannya ke atas, sambil berkata:" Wahai Tuhanku, Engkau telah memberiku anak yang menyenangkan diriku, aku mengira dia akan hidup lebih lama dariku. Oleh karena itu ambillah aku ke sisih-Mu dalam keadaan bersujud!" Kemudian ia bersujud, lalu ia tidak bergerak lagi dan meninggal. Nabi Musa AS berkata:"Wahai Tuhanku, kekasihMu terbuang di tempat seperti ini dan anaknya terbuang di lembah." Tak lama kemudian turunlah malaikat Jibril untuk memandikan dan merawat serta menguburkan jenazahnya.
Wallahu a'lam bishshowab.
(disadur dari Kitab An-Nawadir)
Download Modul Ajar:
No comments:
Post a Comment